MEMBANGUN KESADARAN MAHASISWA: STRATEGI KPRM UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMIRA
OLEH : I WAYAN RENALDI BAYU PERMANA | FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Menghadapi "Problematika Golput" atau Golongan Putih, di mana sejumlah pemilih memilih untuk tidak menggunakan hak suaranya, merupakan tantangan serius dalam meningkatkan partisipasi mahasiswa dalam Pemilihan Raya Mahasiswa (Pemira). Sejalan dengan implementasi sistem pemilihan secara online/daring, partisipasi pemilih dalam setiap pesta demokrasi tetap menjadi catatan penting.
Pentingnya kualitas penyelenggaraan Pemira Mahasiswa mencerminkan kualitas demokrasi di negara ini. Sebagai pusat akademis, kampus seharusnya menjadi wadah nilai-nilai demokrasi dan pendidikan politik yang progresif. Manifestasi demokrasi di kalangan mahasiswa, yakni Pemira, perlu diawasi dengan cermat untuk mencegah potensi penyimpangan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Meskipun demikian, semangat mahasiswa Universitas Udayana untuk mendukung Pemira yang berintegritas tetap menyala dan mengGelora.
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat, yakni sebuah sistem yang tegak di atas prinsip kedaulatan rakyat, dengan dua nilai pokok yang melekat padanya, yaitu: kebebasan (liberty) dan Kesetaraan (equality). Kebebasan yang dimaksud dapat diartikan kebebasan yang bertanggung jawab serta bergerak dalam batas-batas konstitusi, hukum dan etika. Kesetaraan mencakup lapangan hukum, ekonomi, sosial dan politik.
Pemilihan Umum Raya Mahasiswa (Pemira) menjadi perwujudan sistem demokrasi, bertujuan untuk menghasilkan pemimpin yang amanah di lembaga eksekutif dan legislatif. Namun, ancaman terhadap demokrasi di Kampu pada setiap momen Pemira menjadi nyata dan membahayakan. Gejala apatisme politik di Universitas meningkatkan jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya (golput). Tingkat keberhasilan penyelenggaraan Pemira diukur dari seberapa tinggi partisipasi pemilih dalam menggunakan hak suaranya, mencerminkan kualitas penyelenggaraan Pemira tersebut. Pelopor-pelopor demokrasi dibentuk di setiap basis dengan menjadi penyuluh pada komunitasnya. Segmentasi berdasarkan basis pemilih dilakukan dengan kesadaran bahwa tidak semua lapisan mahasiswa dapat dijangkau oleh program KPRM.
Dalam dinamika partisipasi pemilih, yang terkadang naik dan turun, mahasiswa diharapkan sadar bahwa hajat hidup mereka dalam sebuah negara demokratis sangat bergantung pada keputusan politik. Dengan demikian, tujuan demokrasi sebagai membawa kemakmuran bagi seluruh rakyatnya tetap menjadi fokus utama.
Pemira adalah perwujudan sistem demokrasi dan merupakan ciri khas suatu sistem demokrasi, disamping adanya elemen politik. Tujuan Pemira adalah menghasilkan pemimpin yang amanah di lembaga eksekutif dan legislatif. Meskipun demikian, ancaman terhadap demokrasi di Universitas sangat nyata, terutama dalam bentuk apatis politik yang menyebabkan peningkatan golput.
Adanya Pemilihan Online
Pemilihan online memberikan keunggulan signifikan, terutama bagi mahasiswa dengan jadwal padat atau menjalani program magang. Fleksibilitas akses yang tinggi memungkinkan pemilih memberikan suara kapanpun dan dimanapun tanpa dibatasi oleh lokasi. Ini meningkatkan inklusivitas pemilih, terutama bagi mahasiswa di luar kampus, sambil mengurangi hambatan fisik.
Proses pemilihan online terbukti lebih efisien dan mudah, mulai dari pendaftaran hingga pengumuman hasil. Keamanan dan keabsahan dapat ditingkatkan melalui implementasi teknologi keamanan digital yang canggih.
Di sisi lain, pemilihan offline memiliki keterbatasan waktu dan tempat, serta memerlukan biaya dan logistik yang lebih besar. Dengan demikian, pemilihan online menawarkan solusi inklusif, efisien, dan dapat diakses kapanpun dan dimanapun, mendukung partisipasi mahasiswa.
Menumbuhkan "Kompetisi" dan Meningkatkan Partisipasi
Sebagaimana dikatakan oleh Barack Obama, "Pada akhirnya, inilah tujuan Pemilihan Umum." Melalui program-program seperti Relawan Demokrasi, diharapkan partisipasi mahasiswa dalam Pemira dapat meningkat. Program ini melibatkan kelompok mahasiswa dari berbagai basis pemilih strategis, dengan pemahaman bahwa tidak semua lapisan mahasiswa dapat dijangkau oleh program ini.
KPRM memahami dinamika partisipasi pemilih dalam Pemira yang dapat naik atau turun. Mahasiswa diharapkan menyadari bahwa kehidupan mereka dalam negara demokratis sangat bergantung pada keputusan politik. Tujuan demokrasi adalah membawa kemakmuran bagi seluruh rakyat.
Pendekatan Inovatif: Website Online, Jingel, dan Maskot
1. Website KPRM: Sebagai wadah informasi dan pengecekan status hak pilih mahasiswa. Website memberikan akses mudah terhadap informasi calon, program kerja, jadwal kampanye, dan hasil pemilihan. Dukungan kampanye online dan pendaftaran pemilih dapat diakses melalui website.
2. Jingle dan Maskot Pemira: Maskot menjadi simbol nilai-nilai demokrasi, membangkitkan semangat dan minat warga terhadap proses politik. Jingle, dengan nada ceria dan lirik yang memotivasi, menyebarkan informasi penting dan mendorong partisipasi aktif masyarakat. Keduanya dapat menjadi faktor pendukung efektivitas Pemira melalui media sosial dan kampanye online.
Tanggung Jawab Bersama untuk Menciptakan Demokrasi Berkualitas
KPRM, BAWASRA, dan DKPP memiliki peran penting dalam menjaga integritas, transparansi, dan etika Pemira. Sinergi ketiganya membentuk sistem penyelenggaraan yang komprehensif, menciptakan contoh demokrasi sehat dan berkeadilan di lingkungan mahasiswa.
Mahasiswa, sebagai subyek utama Pemira, harus menjadi bagian aktif dalam melahirkan pemimpin yang bersih dan berintegritas. Pemahaman dan partisipasi mahasiswa perlu ditingkatkan melalui pendekatan inovatif, seminar nasional, metode pembelajaran yang interaktif, survei aspirasi mahasiswa, dan kampanye sosial.
Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk membuka ruang partisipasi aktif mahasiswa, memberikan pemahaman yang lebih baik, dan menciptakan sistem yang lebih inklusif. Dengan demikian, Pemira diharapkan menjadi wahana yang mampu memperkuat demokrasi dan menciptakan pemimpin yang benar-benar mewakili kehendak mahasiswa.
Pendekatan Inovatif untuk Pemira
Edukasi politik perlu menjadi fokus utama dalam strategi KPRM. Mahasiswa perlu memahami pentingnya peran mereka dalam proses demokrasi dan dampak keputusan politik terhadap kehidupan kampus dan Masyarakat. Untuk mewujudkan langkah-langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Seminar Nasional/Talkshow Demokrasi dan Sosialisasi Pemilihan Mahasiswa: Untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya memilih pemimpin yang baik dan nilai-nilai demokrasi. Seminar ini dapat melibatkan narasumber yang berkompeten dan dapat memberikan wawasan yang mendalam.
2. Metode Interaktif: Menggunakan metode Peer Teaching dan Brainstorming dalam proses pembelajaran untuk mendorong partisipasi aktif mahasiswa. Diskusi dan pertukaran gagasan dapat menjadi cara efektif untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran politik mahasiswa.
3. Survei Aspirasi Mahasiswa: Melakukan survei untuk menampung aspirasi dan kebutuhan mahasiswa terkait pemilihan Ketua BEM. Ini membantu memahami harapan mahasiswa dan membentuk kebijakan yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka.
4. Meningkatkan Transparansi: Menyelenggarakan live streaming atau live report selama proses jalanya demokrasi untuk meningkatkan kepercayaan mahasiswa. Transparansi ini penting untuk menjaga integritas dan keadilan dalam setiap tahap pemira.
5. Diskusi Terbuka: Melibatkan perwakilan fakultas dalam diskusi terbuka untuk mendapatkan masukan tentang sistem pemilihan Eksekutif dan Legislatif. Ini dapat menciptakan sistem yang lebih adil dan inklusif.
6. Kampanye Sosial dan Acara Pendidikan Politik: Meningkatkan kesadaran politik mahasiswa melalui kampanye sosial dan acara pendidikan politik. Hal ini membantu mahasiswa memahami pentingnya hak suara dan dampaknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Partisipasi Aktif Mahasiswa
1. Menggandeng Tokoh BEM dan DPM: Sosialisasi di lingkungan kampus melibatkan tokoh-tokoh BEM dan DPM sebagai agen sosialisasi yang kuat. Dukungan mereka memberikan legitimasi dan memperkuat pesan kampanye, meningkatkan partisipasi mahasiswa.
2. Upaya Terjun Langsung: Terjun langsung ke lapangan, masuk ke kelas-kelas, dan berinteraksi langsung dengan mahasiswa. Ini adalah langkah nyata untuk meningkatkan partisipasi dan mendengarkan aspirasi mahasiswa.
3. Pendidikan Pemilih Berkelanjutan: Melakukan edukasi pemilih yang berkelanjutan, bukan hanya saat pemilihan berlangsung. Ini dapat menciptakan budaya partisipasi yang terus-menerus di kalangan mahasiswa.
4. Upaya Terjun Langsung: Pihak panitia terjun langsung ke lapangan kita menyebutnya “Jemput Bola”, masuk ke kelas-kelas untuk meningkatkan partisipasi. Langkah ini berhasil terbukti dengan jumlah pemilih yang memuaskan.
Tanggung Jawab Bersama
Pemilihan Raya Mahasiswa, jika dielaborasi melalui pendekatan-pendekatan inovatif dan melibatkan seluruh komponen mahasiswa, dapat menjadi tonggak penting dalam membangun partisipasi demokratis yang kuat. Mahasiswa, sebagai agen perubahan, memiliki peran kunci dalam membentuk masa depan demokrasi yang lebih baik. Dengan upaya bersama, Pemira dapat menjadi ajang yang tidak hanya menghasilkan pemimpin yang amanah tetapi juga memperkuat fondasi demokrasi di lingkungan kampus.
1. Koordinasi antara KPRM, BAWASRA, dan DKPP: Koordinasi yang baik antara ketiga entitas ini untuk memastikan integritas dan transparansi pemilihan. Evaluasi terus-menerus dan umpan balik dari masyarakat menjadi kunci untuk meningkatkan efektivitas mereka.
2. Peran Aktif Mahasiswa: Mahasiswa harus menjadi subyek yang aktif dalam proses pemilihan, bukan hanya sebagai obyek. Mereka memiliki tanggung jawab untuk ikut serta dalam membangun demokrasi yang berkualitas.
3. Pemahaman Akan Dampak Politik: Mahasiswa perlu menyadari bahwa kehidupan mereka dalam sebuah negara demokratis sangat bergantung pada keputusan politik. Pemahaman ini dapat menjadi dorongan bagi partisipasi aktif dalam Pemira.
Sinergi pilar-pilar penyelenggara demokrasi
Dengan meningkatkan kesadaran berdemokrasi, memanfaatkan teknologi digital, dan melibatkan mahasiswa sebagai agen perubahan, KPRM dapat menjadi garda terdepan dalam membangun mahasiswa yang peduli dan aktif dalam proses demokrasi. Pemira yang berhasil bukan hanya menciptakan pemimpin yang amanah tetapi juga menciptakan lingkungan kampus yang demokratis, inklusif, dan berdaya saing.
Dalam penyelenggaraan pemilihan mahasiswa, sinergi antara tiga entitas Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KPRM), Badan Pengawas Pemilu Raya (BAWASRA), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memiliki peran krusial. KPRM bertanggung jawab sebagai pelaksana teknis, BAWASRA sebagai pengawas independen, dan DKPP sebagai regulator etika.
Dalam upaya meningkatkan partisipasi mahasiswa, KPRM, BAWASRA, dan DKPP dapat Kerjasama ini membentuk sistem komprehensif untuk pemilihan yang adil dan transparan. Melalui program edukasi politik, pemanfaatan teknologi, dan menjaga independensi, ketiganya bersinergi mengatasi tantangan, termasuk fenomena golput. Evaluasi dan pembaharuan sistem menjadi langkah untuk menjaga relevansi dan efektivitas. Sinergi ini bukan hanya tentang pemilihan, tetapi juga membangun solidaritas mahasiswa dan menciptakan contoh demokrasi yang bermartabat.
Kegiatan kolaboratif dapat memberikan dampak edukasi politik yang lebih luas, pemilihan mahasiswa bukan hanya soal memilih pemimpin, tapi juga membangun literasi politik dan kesadaran demokratis. Penting untuk menjaga netralitas, independensi, dan melakukan evaluasi berkala agar sinergi antara ketiganya tetap efektif. Melalui upaya bersama, pemilihan mahasiswa dapat menjadi pilar kuat bagi demokrasi kampus yang inklusif dan memberdayakan.
Melalui langkah-langkah strategis seperti pemetaan isu-isu besar, analisis klaster pemilih, riset dan asesmen internal dan eksternal, pembentukan Pendidikan demokrasi, serta penerapan pendekatan langsung dan inklusif, KPRM berusaha membuka ruang partisipasi mahasiswa secara aktif. Dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai basis pemilih, menggunakan pemilihan online yang inklusif, dan menerapkan strategi kreatif seperti program berbasis gagasan pendidikan Demokrasi, KPRM berkomitmen untuk menciptakan pemilihan yang bersih, adil, dan berkualitas.
WUJUDKAN PESTA DEMOKRASI UDAYANA